Selalu menarik membahas seks dan kehamilan. Banyak sekali sebenarnya yang ingin mengetahui urusan satu ini terkait kehamilan. Mau tapi tak mau berisiko, tak mau berisiko, tapi ingin. Nah…
Yang namanya keinginan bercinta kadang tak pandang bulu, waktu atau kondisi. Sebutlah Irene (28, bukan nama sebenarnya) yang kini tengah mengandung anak kedua. Irene selalu berharap hubungan intim berjalan seperti biasa, bahkan kehamilan tak harus jadi penghalang. “Meski saya harus meniadakan atraksi-atraksi berbahaya, seperti posisi yang aneh-aneh. Soalnya kehamilan pertama saya aman-aman saja,” ujarnya. Namun, suaminya, menasihatinya mengenai bahaya berhubungan seks saat kehamilan diatas 6 bulan.
Yang perlu Anda catat, sebuah studi yang dilakukan dan dimuat pada Obstetrics & Gynecology edisi February 2001 menangkis asumsi bahwa aktivitas seksual selama kehamilan pada trimester akhir (29-36 minggu) dapat meningkatkan risiko perempuan mengalami kelahiran sebelum waktunya. Faktanya, para peneliti menemukan bahwa senggama, demikian halnya orgasme, selama kehamilan minggu-minggu terakhir malah dikaitkan dengan berkurangnya risiko melahirkan sebelum waktunya.
Faktanya, para peneliti menemukan bahwa senggama, demikian halnya orgasme, selama kehamilan minggu-minggu terakhir malah dikaitkan dengan berkurangnya risiko melahirkan sebelum waktunya.
BalasHapusFaktanya, para peneliti menemukan bahwa senggama, demikian halnya orgasme, selama kehamilan minggu-minggu terakhir malah dikaitkan dengan berkurangnya risiko melahirkan sebelum waktunya.
BalasHapus